• Beranda
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Redaksi
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis
edupolitik
Advertisement
  • Beranda
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Redaksi
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis
No Result
View All Result
  • Beranda
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Redaksi
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis
No Result
View All Result
edupolitik
No Result
View All Result
Home Berita

Penjilat, Penghambat Reformasi: Ketika Keadilan Ditenggelamkan Loyalitas Palsu

edu-politik by edu-politik
July 11, 2025
in Berita, Nasional
0
Penjilat, Penghambat Reformasi: Ketika Keadilan Ditenggelamkan Loyalitas Palsu
0
SHARES
4
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

 

🗞️ “Penjilat, Penghambat Reformasi: Ketika Keadilan Ditenggelamkan Loyalitas Palsu”

Oleh Redaksi Edu-Politik.com

“Bukan virus, bukan nuklir, bukan negara lain. Ancaman terbesar kita adalah penjilat.” – Tom Lembong, mantan Menteri Perdagangan


🔍 Pendahuluan: Negara Dalam Cengkeraman Loyalitas Buta

Di tengah hiruk pikuk jargon “reformasi hukum” dan “pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu”, muncul satu kalimat sederhana namun menusuk: “Penjilat adalah ancaman terbesar negeri ini.”

Pernyataan itu bukan datang dari aktivis jalanan, tapi dari Tom Lembong, mantan menteri dan ekonom yang pernah duduk di lingkaran dalam kekuasaan. Ia tidak menunjuk siapa-siapa, tapi kita semua tahu — penjilat bukan soal individu, tapi soal budaya.


⚖️ Realitas Pahit: Koruptor Berpangkat, Kejaksaan Bergeming

Beberapa bulan terakhir, sorotan tajam tertuju ke institusi yang sejatinya menjadi ujung tombak penegakan hukum: Kejaksaan Agung RI.

Berikut beberapa fakta empirik yang mencederai kepercayaan publik:

  • Kasus dugaan korupsi di Mahkamah Agung (MA) yang menyeret hakim agung dan pejabat strukturalnya belum tuntas secara menyeluruh. Banyak aktor diduga masih bersembunyi di balik “kekuasaan yudikatif”.
  • Kasus korupsi BTS 4G Kominfo yang menyeret Johnny G Plate berhasil diungkap, tetapi dugaan intervensi dalam pelacakan aliran uang ke tokoh politik lain cenderung stagnan.
  • Proses pemeriksaan terhadap oknum internal Kejaksaan sendiri sering kali bersifat tertutup, penuh tabir, dan minim transparansi. Salah satunya dugaan keterlibatan jaksa dalam “mengamankan” perkara.

Ketika koruptor mengenakan toga atau jas dinas negara, dan proses hukum justru berhenti di ruang-ruang sunyi yang tak terjangkau rakyat — publik mulai bertanya: siapa sebenarnya yang berkuasa? Hukum, atau kedekatan?


đź§  Budaya ABS (Asal Bapak Senang): Penjilat vs Profesionalitas

Tom Lembong menyebut “penjilat” bukan sekadar individu, tetapi sebagai virus struktural: “Karena penjilat itu menjerumuskan pimpinan kita ke arah yang salah…”

Budaya ini dikenal sejak era Orde Baru dengan istilah ABS – Asal Bapak Senang. Ia menjelma dalam bentuk:

  • ASN dan pejabat yang menyembunyikan fakta untuk menyenangkan atasan
  • Jaksa atau penyidik yang enggan menindak karena hubungan politik
  • Laporan audit atau pengawasan yang dimanipulasi agar “tidak membuat masalah”

Akibatnya? Kejahatan yang nyata menjadi samar. Sementara keadilan yang seharusnya terang, justru dipelintir menjadi urusan “etik”, “aspirasi elite”, atau “bagian dari strategi politik”.


📉 Dampaknya: Pengungkapan Kejahatan Sistemik Terhambat

Sejumlah penyidik dan whistleblower internal mengakui — dalam banyak kasus besar:

  • Bukti sudah kuat,
  • Aliran dana sudah terlacak,
  • Nama besar sudah teridentifikasi,

Namun laporan berhenti di meja, karena penjilat kekuasaan mengunci informasi, atau karena takut merusak citra “atasan yang sedang naik daun”.


đź’¬ Membangun Hukum Bukan Dengan Bunga, Tapi Duri

Penjilat tidak selalu membawa pujian. Kadang ia membawa kehancuran. Seperti cermin palsu yang memantulkan gambaran yang ingin dilihat, bukan yang seharusnya dilihat.

Jika keadilan ingin berdiri tegak di Indonesia, maka musuhnya bukan hanya koruptor, tapi juga mereka yang membiarkan koruptor tetap mulus berjalan — demi menyelamatkan karier, proyek, atau jabatan.

Menyelamatkan hukum dari para penjilat bukan tugas penguasa. Itu tugas warga negara. Dan itu dimulai dari satu keberanian kecil: berkata benar, meski di depan kekuasaan.


📌 Edu-Politik.com – Menyuarakan akal sehat di tengah kepalsuan loyalitas.


 

Previous Post

Yang Ngemis Bergelimang Harta, Yang Memberi Sibuk Utang dan Kerja

Next Post

Bukan Sekadar Pupuk Palsu: Ini Soal Kedaulatan Pangan dan Keadilan Petani Kecil

edu-politik

edu-politik

Next Post
Bukan Sekadar Pupuk Palsu: Ini Soal Kedaulatan Pangan dan Keadilan Petani Kecil

Bukan Sekadar Pupuk Palsu: Ini Soal Kedaulatan Pangan dan Keadilan Petani Kecil

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gebyar Jaranan Nganjuk 2025: Merayakan Budaya Lokal dalam Parade Hari Jadi ke-1088

Gebyar Jaranan Nganjuk 2025: Merayakan Budaya Lokal dalam Parade Hari Jadi ke-1088

May 4, 2025
Kepemimpinan Marhaen Djumadi: Merangkul Semua Elemen Masyarakat Nganjuk

Kepemimpinan Marhaen Djumadi: Merangkul Semua Elemen Masyarakat Nganjuk

February 20, 2025
Vinanda Prameswati dan KH Qowimmudin Thoha Resmi Ditetapkan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri 2024-2029

Vinanda Prameswati dan KH Qowimmudin Thoha Resmi Ditetapkan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri 2024-2029

January 10, 2025
SMK Muhammadiyah 1 Nganjuk Gelar Workshop P5: Wujudkan Pelajar Berkarakter Pancasila dan Siap Kerja

SMK Muhammadiyah 1 Nganjuk Gelar Workshop P5: Wujudkan Pelajar Berkarakter Pancasila dan Siap Kerja

February 5, 2025

Cara menghubungi pihak yang berwenang jika terjadi pungli di sekolah

4

Peran pemerintah daerah dalam memelihara kelestarian sumber air

4

Pendidikan Politik Indonesia yang Mencerahkan

0

Peran Pendidikan politik di Indonesia

0
Penjaga Republik: Saat Demokrasi Diuji, Siapa yang Berdiri di Garis Depan?

Penjaga Republik: Saat Demokrasi Diuji, Siapa yang Berdiri di Garis Depan?

August 21, 2025
Anggaran Makan Bergizi Rp 335 Triliun: Jangan-Jangan yang Bergizi Justru Kursi Pejabat?

Anggaran Makan Bergizi Rp 335 Triliun: Jangan-Jangan yang Bergizi Justru Kursi Pejabat?

August 20, 2025

KEHENDAK RAKYAT DI ATAS HUKUM: Pati Memanas di Tengah Teriakan “Turunkan Bupati!”

August 12, 2025
Awali Pekan dengan Semangat — Kapolres Kediri Dorong Kedisiplinan dan Profesionalisme Personel

Awali Pekan dengan Semangat — Kapolres Kediri Dorong Kedisiplinan dan Profesionalisme Personel

August 12, 2025

Popular Stories

  • Gebyar Jaranan Nganjuk 2025: Merayakan Budaya Lokal dalam Parade Hari Jadi ke-1088

    Gebyar Jaranan Nganjuk 2025: Merayakan Budaya Lokal dalam Parade Hari Jadi ke-1088

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kepemimpinan Marhaen Djumadi: Merangkul Semua Elemen Masyarakat Nganjuk

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vinanda Prameswati dan KH Qowimmudin Thoha Resmi Ditetapkan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri 2024-2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • SMK Muhammadiyah 1 Nganjuk Gelar Workshop P5: Wujudkan Pelajar Berkarakter Pancasila dan Siap Kerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mahal dan Tipis: Polemik Seragam di SMKN 1 Nganjuk, Antara Suara Wali Murid dan Tanggapan Sekolah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
edupolitik

Portal berita terpercaya dan akurat

Follow Us

Menus

  • Beranda
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Redaksi
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis

Recent News

Penjaga Republik: Saat Demokrasi Diuji, Siapa yang Berdiri di Garis Depan?

Penjaga Republik: Saat Demokrasi Diuji, Siapa yang Berdiri di Garis Depan?

August 21, 2025
Anggaran Makan Bergizi Rp 335 Triliun: Jangan-Jangan yang Bergizi Justru Kursi Pejabat?

Anggaran Makan Bergizi Rp 335 Triliun: Jangan-Jangan yang Bergizi Justru Kursi Pejabat?

August 20, 2025
  • Beranda
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis

© 2024 EduPolitik - Portal Berita Terpercaya

No Result
View All Result
  • Beranda
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Redaksi
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis

© 2024 EduPolitik - Portal Berita Terpercaya