đź“° Pelantikan Malam: Antara Romantika Hari Boyong dan Detik-Detik Menuju 56 Tahun
Oleh Redaksi Edu-Politik.com | Rubrik: Catatan Dari Pendapa
NGANJUK — Sinar lampu pendapa bersaing dengan bulan separuh ketika empat pejabat baru di lingkungan Pemerintah Kabupaten Nganjuk diangkat sumpah. Malam itu, Kamis (12/6/2025), udara masih hangat, tapi waktu dingin dan ketat—apalagi jika umur sudah di ujung batas.
Pelantikan ini bukan sembarang pelantikan. Ia lahir di bawah cahaya Hari Boyong ke-145, momen sakral yang katanya memperingati perjalanan pemerintahan dari lama ke baru. Tapi jangan salah, di balik prosesi yang penuh kidung, ada satu hal yang jauh lebih mendesak dari seremonial: waktu yang hanya tinggal jam, bahkan menit, sebelum angka 56 tertulis di KTP seorang calon pejabat.
Yanto, S.E., M.M., salah satu dari yang dilantik, resmi menjabat Asisten Administrasi Umum Setda Nganjuk. Sebuah jabatan strategis. Tapi yang lebih strategis lagi adalah waktu pelantikannya—yang disinyalir harus segera dilaksanakan sebelum ulang tahun ke-56-nya tiba dan merubah nasibnya dari calon pejabat jadi calon pensiunan.
Dinas Perumahan, Dinas Pertanian, dan BPBD pun tak ketinggalan mendapat jatah kursi. Empat nama diangkat dalam suasana malam penuh khidmat. Tapi bagi pengamat hukum administrasi negara, ini bukan sekadar “malam syahdu”. Ini seperti final Piala Dunia: siapa cepat, dia sah.
“Ini amanah, bukan hadiah,” ujar Bupati Marhaen Djumadi. Ucapan bijak yang sayangnya tak menjelaskan mengapa amanah itu perlu dibagikan larut malam, saat rakyat sudah lelap, dan media sosial lebih sibuk dengan live TikTok ketimbang pengumuman resmi pemerintah.
Pejabat-pejabat itu memang hasil seleksi JPTP. Tapi waktunya mengundang tanya. Apakah malam hari adalah waktu terbaik untuk keputusan negara? Ataukah ini bentuk baru dari “midnight regulation”, gaya lokal?
Dari kacamata hukum tata usaha negara, pelantikan di malam hari memang tidak melanggar. Asal belum lewat jam 00:00 dan belum 56 tahun, sah-sah saja. Tapi kalau hukum dibaca seperti buku manual microwave—asal nyala, beres—maka mungkin inilah waktunya kita bertanya: apakah kita sedang membangun birokrasi, atau sedang berlomba dengan usia dan jarum jam?
Di negeri yang katanya menjunjung asas keterbukaan dan kepatutan, pelantikan pejabat menjelang batas usia seperti lomba estafet antara SK dan tanggal lahir. Dan malam itu, Pendopo Nganjuk menjadi arena finalnya.
Selamat datang pejabat baru. Semoga cepat bekerja—karena waktu yang tersisa mungkin lebih pendek dari masa jabatan itu sendiri.
#HariBoyong145 #PejabatKejarUsia #NganjukMalamHari #AUPBKetinggalanJam #EduPolitikSatire