Nyadran Desa Gejagan: Merayakan Syukur dan Menghidupkan Warisan Leluhur, Dihadiri Bupati Nganjuk dalam Acara Kirab Gunungan
Penulis: Andik
Nganjuk-edu-politik.com. Alhamdulillah, udara segar menyapa warga Desa Gejagan, Loceret, Nganjuk, yang bersukacita merayakan Nyadran, tradisi tahunan yang penuh dengan makna. Pada 10 hingga 11 Mei 2025, warga desa ini melaksanakan acara Bersih Desa atau Nyadran, yang tidak hanya sekadar sebuah acara ritual, namun juga menjadi bentuk penghormatan yang mendalam kepada para leluhur dan semangat kebersamaan yang terus dipelihara.
Kepala Desa Gejagan, Dedy Nawan, dalam sambutannya, mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaannya atas kelancaran seluruh prosesi. “Hari ini adalah hari yang sangat berbahagia bagi kami semua. Nyadran adalah bentuk rasa syukur kami kepada Allah SWT atas segala karunia yang telah diberikan kepada kami,” ujarnya dengan tulus.

Tradisi ini tidak hanya sekadar mengingat sejarah, namun juga menggambarkan bagaimana kehidupan masyarakat Gejagan yang terus tumbuh dan berkembang berkat kerja keras para pendahulu. “Acara ini menjadi bentuk penghormatan kepada para pendiri desa, yang telah membabat tanah ini sehingga kita bisa hidup dengan damai dan sejahtera,” tambah Dedy.
Keberlanjutan tradisi ini, menurut Dedy, juga mencerminkan semangat spiritualitas yang hidup di tengah masyarakat Gejagan. Nilai-nilai kejawen, yang telah mengakar kuat dalam budaya desa, tetap menjadi pilar yang mempersatukan mereka. “Kami tetap tidak akan melupakan asal-usul kami. ‘Nggak lali Jowone’, kami ingat dengan sepenuh hati asal-usul dan perjuangan para leluhur,” katanya penuh haru.

Pada tanggal 10 Mei 2025, acara Nyadran semakin meriah dengan kehadiran Bupati Nganjuk yang turut memberikan penghormatan dalam prosesi kirab gunungan. Kirab gunungan yang melambangkan hasil bumi desa ini diarak keliling desa dengan penuh khidmat, diiringi pakaian adat yang melambangkan kekayaan budaya. Kehadiran Bupati Nganjuk menambah makna dalam acara tersebut, memperlihatkan betapa pentingnya perayaan ini bagi masyarakat dan pemerintah daerah.
Prosesi kirab gunungan ini tidak hanya sebagai simbol kemakmuran tetapi juga sebagai ajang untuk merayakan persatuan dan kebersamaan warga desa. Acara ini juga diwarnai dengan pentas seni rakyat yang menghibur seluruh warga desa. Melalui seni, mereka merayakan kebersamaan dan melestarikan budaya yang sudah ada sejak zaman nenek moyang.
Sebagai puncak dari rangkaian acara Nyadran, pada 11 Mei 2025, acara ditutup dengan pengajian yang penuh hikmah. Pengajian ini menjadi bentuk syukur dan doa bersama, memohon keberkahan serta kelancaran kehidupan bagi warga desa dan seluruh masyarakat sekitar. Sebagai wujud rasa terima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa, acara ini menjadi penutup yang sempurna bagi perayaan yang menghidupkan tradisi dan semangat leluhur.
Nyadran Desa Gejagan bukan hanya sebuah tradisi, tetapi juga perjalanan spiritual yang menanamkan rasa syukur, kebersamaan, dan penghormatan kepada leluhur. Sebuah warisan budaya yang terus mengalir, membimbing langkah generasi sekarang untuk tetap menghargai sejarah, menjaga persatuan, dan bersyukur atas segala karunia yang ada.