Menggali Realitas Pengangguran dan Kemiskinan di Kediri
Oleh: Puji
Kediri, Jawa Timur – Kediri, sebuah kota yang dikenal dengan sejarah dan budayanya yang kaya, tengah menghadapi tantangan signifikan dalam hal pengangguran dan kemiskinan. Data terbaru menunjukkan dinamika yang kompleks dalam kedua aspek ini, mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat setempat.
Tren Pengangguran di Kediri
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Kediri mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2022, TPT tercatat sebesar 5,79%, dan menurun menjadi 5,10% pada tahun 2023. Penurunan ini menunjukkan adanya perbaikan dalam penyerapan tenaga kerja di wilayah tersebut. citeturn0search3
Namun, di Kota Kediri, situasinya sedikit berbeda. Pada tahun 2023, TPT tercatat sebesar 4,06%, turun dari 4,38% pada tahun sebelumnya. Meskipun terjadi penurunan, tantangan dalam menciptakan lapangan kerja yang memadai masih menjadi perhatian utama bagi pemerintah kota. citeturn0search2
Dinamika Kemiskinan di Kediri
Dalam hal kemiskinan, Kabupaten Kediri mencatat tingkat kemiskinan sebesar 11,64% pada tahun 2021, yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata Provinsi Jawa Timur. Angka ini menunjukkan bahwa lebih dari satu dari sepuluh penduduk di Kabupaten Kediri hidup di bawah garis kemiskinan. citeturn0search5
Sementara itu, di Kota Kediri, terjadi penurunan jumlah penduduk miskin. Pada tahun 2023, jumlah penduduk miskin tercatat sebesar 21,03 ribu jiwa atau 7,15% dari total penduduk, turun dari 21,15 ribu jiwa atau 7,23% pada tahun 2022. Penurunan ini menunjukkan adanya perbaikan, namun angka tersebut masih menjadi tantangan bagi pemerintah kota dalam upaya pengentasan kemiskinan. citeturn0search2
Upaya dan Tantangan
Pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah ini, termasuk program pelatihan keterampilan, pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta peningkatan akses pendidikan dan kesehatan. Namun, tantangan struktural seperti pertumbuhan ekonomi yang tidak merata, keterbatasan investasi, dan dampak pandemi COVID-19 masih mempengaruhi efektivitas program-program tersebut.
Selain itu, peningkatan harga kebutuhan pokok, seperti beras, juga memberikan tekanan tambahan pada rumah tangga berpenghasilan rendah, yang dapat memperburuk kondisi kemiskinan jika tidak diimbangi dengan kebijakan penstabilan harga dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Kesimpulan
Meskipun terdapat indikasi perbaikan dalam angka pengangguran dan kemiskinan di Kediri, tantangan yang ada masih memerlukan perhatian serius dan upaya berkelanjutan dari semua pihak. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat menjadi kunci dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kediri.
Catatan: Data dan informasi dalam artikel ini diperoleh dari sumber resmi seperti Badan Pusat Statistik dan publikasi pemerintah daerah.