Mas Dhito dan Misi Senyap Lawan Stunting: Ketika Kepemimpinan Bicara Lewat Angka
Oleh Tim Edu-Politik.com
Kediri — Di tengah bisingnya wacana politik nasional, sebuah kisah tentang kepemimpinan senyap sedang ditulis di Kabupaten Kediri. Bupati muda Hanindhito Himawan Pramana—akrab disapa Mas Dhito—tidak sedang mengejar sorotan kamera. Ia memilih turun ke lapangan, berbicara dengan ibu-ibu di posyandu, dan meminta camat untuk tidak sekadar mengisi laporan, tapi menyentuh kehidupan warga secara nyata.
Hasilnya? Kabupaten Kediri mencatatkan prestasi membanggakan: meraih peringkat ketiga terbaik se-Jawa Timur dalam pelaksanaan Aksi Konvergensi Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (PPPS). Sebuah capaian yang diumumkan bertepatan dengan peringatan Hari Keluarga Nasional ke-32 di Surabaya, awal Juli 2025 lalu.
Stunting: Masalah Teknis yang Perlu Kepemimpinan Taktis
Di mata sebagian orang, stunting hanyalah isu teknis. Masalah gizi, sanitasi, dan pola asuh. Namun di tangan Mas Dhito, stunting adalah masalah kepemimpinan. “Saya tidak ingin penanganan stunting hanya jadi angka di rapat koordinasi,” tegasnya dalam berbagai kesempatan.
Ia menanamkan satu filosofi penting: penurunan stunting bukan pekerjaan Dinas Kesehatan semata, melainkan urusan bersama—mulai dari kepala desa, camat, hingga OPD. Bahkan, indikator penurunan stunting kini masuk dalam penilaian kinerja camat. Pendekatan ini menjadikan stunting sebagai isu kolektif, bukan beban sektoral.
Angka Turun, Harapan Naik
Data “Bulan Timbang” tahun 2024 mencatat penurunan angka stunting dari 16,8% menjadi hanya 7,9%. Ini bukan sekadar statistik. Di baliknya ada ratusan anak yang kini bisa tumbuh lebih sehat, ratusan keluarga yang mendapat pendampingan gizi, dan ratusan kader yang lebih diberdayakan.
“Langkah Pemkab Kediri adalah bukti bahwa strategi tanpa pelaksanaan hanya akan jadi wacana,” ujar Dewi Mariya Ulfa, Wakil Bupati Kediri. Menurutnya, kolaborasi lintas sektor, edukasi publik, serta perbaikan sanitasi menjadi pilar keberhasilan.
Politik Kebijakan yang Mementingkan Rakyat
Dalam dunia politik lokal yang kerap dikritik karena minim inovasi, apa yang dilakukan Mas Dhito bisa menjadi studi kasus penting tentang kepemimpinan transformatif di daerah. Ia tidak menunggu program dari pusat. Ia tidak sekadar mengikuti SOP. Ia memimpin dengan visi: menjadikan Kediri daerah yang peduli tumbuh kembang anak.
Sebagai pemimpin muda, Mas Dhito memperlihatkan bahwa politik bisa bekerja untuk rakyat, jika kemauan berpihak kepada yang lemah. Program PPPS yang ia dorong bukan hanya tentang memenuhi target nasional, tetapi tentang mengembalikan masa depan anak-anak Kediri ke jalur harapan.
📌 Catatan Redaksi:
Edu-Politik.com mendorong hadirnya narasi-narasi kepemimpinan lokal yang berdampak nyata. Cerita dari Kediri adalah pengingat bahwa politik tidak melulu soal kontestasi, tetapi juga soal konsistensi dalam kebijakan yang berpihak pada rakyat.