Koperasi Merah Putih: Ketika Nganjuk Dipuji, Tapi Bukan Satu-satunya Juara
Oleh Redaksi Edu-Politik.com
“Prestasi itu penting, tapi jangan sampai terjebak pada narasi tunggal yang mengabaikan fakta kolektif.”
Akhir Mei 2025, nama Kabupaten Nganjuk ramai disebut sebagai juara pembentukan Koperasi Merah Putih di Jawa Timur. Media lokal dan nasional ramai-ramai mengangkatnya. Judul-judul bombastis menghiasi timeline: “Nganjuk Kalahkan 37 Kabupaten/Kota!”, “Tercepat Se-Jatim!”
Namun ketika data dibuka dan ditelusuri lebih dalam, muncul pertanyaan penting: Apakah Nganjuk benar satu-satunya daerah yang berhasil?
Apa Itu Koperasi Merah Putih?
Program ini lahir dari semangat pemerataan ekonomi desa. Lewat Instruksi Presiden dan dorongan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, setiap desa/kelurahan didorong membentuk satu koperasi aktif dan berbadan hukum, diberi nama “Koperasi Merah Putih”.
Targetnya besar: 8.494 koperasi di seluruh Jatim. Ini bukan sekadar angka, tapi langkah konkret menghadirkan ekonomi gotong royong di tengah masyarakat.
Nganjuk Memang Cepat – Tapi Bukan Sendiri
Benar, Kabupaten Nganjuk berhasil menyelesaikan pembentukan koperasi di semua desa/kelurahannya—100 persen—tepat pada 27 Mei 2025.
Namun ternyata, Nganjuk bukan satu-satunya. Data resmi dari Kemenkumham Jatim dan pemberitaan berbagai media menyebut ada 13 kabupaten/kota lain yang juga telah mencapai angka 100 persen, termasuk:
- Ponorogo
- Mojokerto
- Sidoarjo
- Jember
- Banyuwangi, dan lainnya.
Nganjuk memang termasuk yang tercepat, tapi klaim “mengalahkan 37 kabupaten/kota” adalah klaim yang keliru dan tidak akurat.
Juara Tanpa Lomba, Apresiasi Tanpa Klarifikasi
Klaim kemenangan Nganjuk cenderung lahir dari framing emosional media. Padahal, tidak ada lomba resmi antar-daerah yang menetapkan juara koperasi. Tidak ada piagam “peringkat satu” dari provinsi. Tidak ada piala emas dari Kementerian Koperasi.
Yang ada adalah data progres administratif—berapa koperasi yang telah disahkan secara hukum. Dan dalam data itu, Nganjuk memang cepat. Tapi banyak daerah lain yang juga tidak kalah cepat.
Mengapa Harus Hati-Hati Memuji?
Pujian memang penting untuk menyemangati. Tapi jika berlebihan dan tidak berdasar, bisa menimbulkan dua risiko:
- Mengabaikan kerja daerah lain yang juga telah sukses tapi tidak terekspos.
- Menyesatkan publik dengan kesan seolah-olah hanya satu daerah yang “berhasil”.
Kita tidak ingin menjadikan gotong royong koperasi sebagai ajang kompetisi kosong. Sebab esensi koperasi justru adalah kerja kolektif, bukan selebrasi sepihak.
Mari Rayakan Fakta, Bukan Fantasi
Prestasi Nganjuk patut diapresiasi. Tapi bukan berarti harus dibungkus dengan narasi juara palsu. Lebih baik kita rayakan apa adanya: bahwa banyak daerah di Jawa Timur telah bergerak cepat, bersama-sama membangun ekonomi rakyat dari bawah.
Karena dalam koperasi, tak penting siapa yang menang. Yang penting: siapa yang konsisten.
🟨 penting:
- 🧾 Media perlu menampilkan data perbandingan kabupaten secara faktual.
- 📊 Pemerintah perlu memberi penghargaan berbasis capaian terukur dan akuntabel.
- 💬 Masyarakat perlu diedukasi bahwa keberhasilan koperasi bukan soal “siapa duluan”, tapi soal “siapa yang menjalankan sampai tuntas”.