JUJUR ITU HEBAT: Vinanda Prameswati dan Komitmen Kediri Melawan Korupsi
KEDIRI — Selasa pagi, 1 Juli 2025, aula Grand Surya Hotel tak seperti biasanya. Suasana lebih formal, namun terasa hangat. Di sanalah Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, berdiri di hadapan jajaran pemerintahannya, membacakan sebuah pesan sederhana namun bermakna dalam: “Jangan hanya baik di atas kertas.”
Pesan itu bukan sekadar sindiran birokratis. Ia adalah cermin keberanian seorang pemimpin perempuan muda yang ingin memutus rantai budaya basa-basi dalam pelayanan publik. Sosialisasi antikorupsi bertema “Upaya Peningkatan Capaian Indeks MCP dan Survei Penilaian Integritas (SPI) Tahun 2025” yang digelar hari itu menjadi panggung penguatan nilai—bukan sekadar angka.
MCP dan SPI: Cermin Atau Formalitas?
MCP (Monitoring Centre for Prevention) dan SPI (Survei Penilaian Integritas) adalah dua instrumen evaluasi yang digunakan KPK untuk mengukur keberhasilan pemerintah daerah dalam mencegah korupsi. Tapi bagi Vinanda, keduanya tak boleh berhenti di Excel dan rapor tahunan.
“Integritas itu budaya. Bukan formalitas yang kita baca saat acara seremonial saja,” ujarnya dalam sambutan.
Ia bicara lugas. Tentang bagaimana perencanaan anggaran, pengadaan barang dan jasa, manajemen ASN, hingga layanan publik harus dibersihkan dari permainan dalam tanda kutip. Bukan hanya untuk memuaskan auditor, tetapi untuk mengembalikan kepercayaan rakyat.
Pakta Integritas: Tinta Komitmen atau Janji Usang?
Acara hari itu ditutup dengan penandatanganan Pakta Integritas oleh seluruh pejabat tinggi Pemerintah Kota Kediri—mulai dari Sekda, kepala OPD, camat, hingga direktur BUMD. Sebuah ritual yang kerap dilakukan, tapi kini terasa berbeda.
Ada harapan bahwa dengan kepemimpinan yang lebih tegas dan transparan, dokumen itu bukan sekadar kertas bersigel. Tapi menjadi perisai moral yang dijaga bersama.
Membangun dari Dalam: Revolusi Sunyi di Kediri
Reformasi birokrasi sering kali dimulai dari sistem. Tapi Vinanda mencoba membalikkan logika itu. Ia mulai dari nilai, dari hati. Ia tahu bahwa tak ada teknologi seaman apa pun yang mampu membendung korupsi kalau manusianya tak punya malu.
“Kalau kita tidak berani berbenah, sampai kapan pun pemerintahan kita hanya akan jadi pencitraan,” katanya pelan, namun mengiris kesadaran banyak yang hadir.
JuJur Itu Hebat: Bukan Slogan, Tapi Gaya Hidup
Melawan korupsi tak selalu dimulai dari gedung tinggi KPK. Kadang ia dimulai dari kantor kecamatan, dari dinas perizinan, atau bahkan dari ruang tunggu pelayanan publik di Kota Kediri.
“Kejujuran itu bukan idealisme. Ia adalah kebutuhan,” ucap Vinanda di akhir sambutannya.
Kota Kediri hari itu tak hanya menandatangani pakta. Mereka sedang menandai sejarah baru: bahwa jujur itu hebat—dan Kediri berani memulai dari dirinya sendiri.
📌 Ditulis berdasarkan dokumentasi resmi Pemkot Kediri, pernyataan media, dan pantauan lapangan.
#VinandaPrameswati
#KediriMelawanKorupsi
#JujurItuHebat
#PaktaIntegritas
#MCP2025
#SPIKPK
#BeraniBerbenah
#PemerintahanBersih
#Antikorupsi
#FeatureHukum
#Kediri24Jam