Guru SD Ini Ajarkan Kemandirian Lewat Setrika dan Sabun
Oleh: Salim
Di tengah era digital yang serba instan, seorang guru SD di Cianjur, Jawa Barat, memilih cara berbeda untuk membentuk karakter anak didiknya. Bukan sekadar teori di dalam kelas, Dede Sulaeman membawa pembelajaran langsung ke dunia nyata—mengajarkan kemandirian dengan cara yang sederhana namun bermakna: mencuci, menjemur, menyetrika, dan melipat pakaian.
Dede, yang aktif membagikan metode mengajarnya di Instagram lewat akun @de.desul, mendapat perhatian publik setelah mengunggah video pembelajaran uniknya. Dalam video tersebut, ia tampak sabar membimbing siswanya untuk memahami pentingnya menjaga kebersihan pakaian, bukan hanya sekadar tugas rumah tangga, tetapi juga sebagai keterampilan hidup (life skill) yang akan berguna sepanjang hayat.
Bukan Sekadar Pelajaran, Tapi Bekal Hidup
“Anak-anak harus memahami bahwa kemandirian itu bukan sesuatu yang datang tiba-tiba. Mereka harus belajar dari hal kecil, seperti merawat pakaian sendiri,” ujar Dede dalam salah satu unggahannya.
Tidak hanya menjelaskan teori, Dede langsung mengajak siswanya untuk mencuci, menjemur, hingga menyetrika pakaian. Dengan penuh semangat, anak-anak tampak serius menyetrika baju mereka—tentu dengan pengawasan ketat agar tetap aman.
“Guru harus menjelaskan bahwa alat setrika ini harus digunakan dengan hati-hati agar proses belajar berjalan dengan baik dan aman,” tulisnya.
Metode ini pun disambut antusias oleh netizen. Banyak yang memuji inisiatif Dede dalam memberikan pengalaman belajar yang tak hanya teoritis, tetapi juga aplikatif.
“Super keren, pembelajaran mandiri sedari dini,” tulis akun @gnfi.
“Menyala, Pak Guru! Penting banget ngajarin skill ke anak-anak,” tambah akun @wiratataraya.
Belajar dari Hal Sederhana, Membangun Karakter Besar
Dalam dunia pendidikan, pendekatan Dede selaras dengan prinsip experiential learning—belajar dari pengalaman nyata. Psikolog pendidikan menyebut bahwa anak-anak akan lebih mudah mengingat dan memahami sesuatu ketika mereka benar-benar melakukannya, bukan sekadar mendengarkan atau membaca.
Dengan metode ini, Dede tidak hanya mengajarkan bagaimana menyetrika baju dengan rapi, tetapi juga menanamkan nilai tanggung jawab, disiplin, dan kemandirian. “Anak-anak yang terbiasa melakukan pekerjaan rumah sendiri akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan tidak bergantung pada orang lain,” ujar seorang pakar pendidikan.
Apa yang dilakukan Dede Sulaeman membuktikan bahwa pendidikan bukan hanya tentang akademik, tetapi juga tentang membentuk karakter. Dari selembar pakaian yang disetrika, ada nilai-nilai besar yang sedang dirapikan—tentang kehidupan, tentang tanggung jawab, dan tentang menjadi individu yang mandiri.
Jadi, kapan terakhir kali kita belajar hal baru yang sesederhana mencuci dan menyetrika sendiri?