Pada Kamis, 6 Maret 2025, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, yang akrab disapa Mas Dhito, bersama Wakil Bupati Dewi Mariya Ulfa, resmi memulai masa kepemimpinan periode kedua mereka. Dalam rapat paripurna DPRD Kabupaten Kediri yang digelar di Graha Sabbha Canda Bhirawa, Mas Dhito menegaskan komitmennya untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur yang belum rampung di periode sebelumnya.
Dalam sambutannya, Mas Dhito menekankan bahwa pembangunan di Kabupaten Kediri harus selaras dengan program pemerintah provinsi dan nasional, termasuk program prioritas Presiden Republik Indonesia dalam Asta Cita. “Ada 7 misi, 17 program prioritas yang itu harus linier dengan pemerintah provinsi karena ada musrenbang, dan harus linier dengan program Presiden tentang asta cita, fokus ini yang nantinya akan kami kerjakan dalam kurun waktu 5 tahun,” ujarnya.
Pada periode kedua kepemimpinannya, Mas Dhito berkomitmen menyelesaikan sejumlah proyek infrastruktur strategis, antara lain Stadion Gelora Daha Jayati (GDJ), Gedung Kesenian dan Museum Kabupaten Kediri, Rumah Sakit Kabupaten Kediri (RSKK), Revitalisasi Pasar Ngadiluwih, Masjid An-Nur Pare, dan Mal Pelayanan Publik (MPP). Selain itu, di sektor kesehatan, Mas Dhito menargetkan peningkatan Universal Health Coverage (UHC) guna memastikan seluruh masyarakat mendapatkan layanan kesehatan yang layak. Sementara di bidang pendidikan, ia berupaya melakukan pemerataan fasilitas pendidikan di wilayah kecamatan yang masih kekurangan akses sekolah setingkat SMP dan SMA. “Harapannya dalam waktu dekat dapat bisa mewujudkan program-program yang benar-benar dirasakan oleh publik,” tegasnya.
Namun, di tengah optimisme tersebut, masyarakat Kabupaten Kediri menyuarakan harapan agar pemerintah daerah lebih fokus pada penanganan masalah banjir yang masih sering terjadi di beberapa wilayah. Banjir melanda sejumlah desa di dua kecamatan wilayah Kabupaten Kediri, antara lain di Desa Tiron, Banyakan, Maron, dan Jatirejo di Kecamatan Banyakan. Sedangkan di Kecamatan Grogol, banjir melanda di Desa Cerme, Bakalana, Sonorejo, Sumberjo, Gambyok, hingga Datengan.
Selain itu, tingkat pengangguran juga menjadi perhatian masyarakat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2022, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Kediri mencapai 6,83%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata Provinsi Jawa Timur yang sebesar 5,49%.
Untuk menyukseskan berbagai program pembangunan, Mas Dhito menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah daerah, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat. Selain itu, ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut serta dalam pembangunan. “Kami tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat sangat kami harapkan untuk mewujudkan Kabupaten Kediri yang lebih maju dan sejahtera,” pungkasnya.