Menggali Realitas Pengangguran dan Kemiskinan di Nganjuk
Oleh: Indro
Pendahuluan
Kabupaten Nganjuk, yang terletak di Provinsi Jawa Timur, dikenal dengan julukan “Kota Angin” dan memiliki potensi alam serta budaya yang kaya. Namun, di balik pesona tersebut, Nganjuk menghadapi tantangan signifikan dalam hal pengangguran dan kemiskinan.
Tingkat Pengangguran
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nganjuk, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada tahun 2022 mencapai 4,5%. Meskipun angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 5%, masih terdapat ribuan penduduk usia produktif yang belum mendapatkan pekerjaan.
Faktor Penyebab Pengangguran
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka pengangguran di Nganjuk antara lain:
- Keterbatasan Lapangan Kerja: Sebagian besar penduduk Nganjuk bekerja di sektor pertanian. Namun, modernisasi pertanian dan alih fungsi lahan menyebabkan berkurangnya kebutuhan tenaga kerja di sektor ini.
- Keterampilan yang Tidak Sesuai: Banyak lulusan pendidikan yang keterampilannya tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja lokal, sehingga menyulitkan mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
- Minimnya Investasi Industri: Kurangnya investasi di sektor industri mengakibatkan terbatasnya peluang kerja di luar sektor pertanian.
Tingkat Kemiskinan
Selain pengangguran, kemiskinan juga menjadi masalah yang mendesak di Nganjuk. Data BPS menunjukkan bahwa pada tahun 2022, persentase penduduk miskin di Nganjuk mencapai 12%, sedikit menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar 12,5%. Meskipun terjadi penurunan, angka ini masih di atas rata-rata provinsi Jawa Timur.
Upaya Pemerintah Daerah
Pemerintah Kabupaten Nganjuk telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan, antara lain:
- Pelatihan Keterampilan: Menyelenggarakan program pelatihan bagi pencari kerja untuk meningkatkan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
- Pengembangan UMKM: Mendorong pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui bantuan modal dan pendampingan.
- Peningkatan Investasi: Menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk menarik investor dan membuka lapangan kerja baru.
Cerita dari Lapangan
Siti Aminah, seorang ibu tiga anak di Desa Sukorejo, merasakan langsung dampak dari pengangguran. “Suami saya dulu bekerja sebagai buruh tani, tapi sekarang sulit mendapatkan pekerjaan karena banyak lahan yang dijual untuk perumahan,” katanya. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, Siti kini membuat kerajinan tangan yang dijual di pasar lokal.
Di sisi lain, Ahmad Fauzi, seorang lulusan SMK di Nganjuk, mengaku kesulitan mencari pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya di bidang teknik mesin. “Banyak teman saya yang akhirnya merantau ke kota lain karena di sini peluangnya sangat terbatas,” ujarnya.
Kesimpulan
Pengangguran dan kemiskinan tetap menjadi tantangan utama bagi Kabupaten Nganjuk. Diperlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan. Dengan memanfaatkan potensi lokal dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, diharapkan Nganjuk dapat mengatasi permasalahan ini dan meningkatkan kesejahteraan warganya.
Referensi
- Badan Pusat Statistik Kabupaten Nganjuk. (2022). “Profil Kemiskinan di Kabupaten Nganjuk.” https://nganjukkab.bps.go.id/
- Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Nganjuk. (2022). “Laporan Tahunan Ketenagakerjaan.” https://disnaker.nganjukkab.go.id/
- Wawancara dengan Siti Aminah, warga Desa Sukorejo, Nganjuk.
- Wawancara dengan Ahmad Fauzi, lulusan SMK Teknik Mesin di Nganjuk.