Gaya Hidup Negatif Dapat Pengaruhi Fungsi Otak dan Mempercepat Penurunan Kognitif, Menurut Pakar
Oleh Salim
Jakarta, 19 Januari 2025
Penurunan fungsi otak dan penurunan kognitif bukanlah masalah yang hanya dialami oleh orang tua saja. Menurut pakar neurologi, perubahan gaya hidup yang buruk dan kebiasaan negatif sejak usia muda dapat mempercepat terjadinya gangguan kognitif yang berdampak pada kemampuan berpikir, memori, dan pengambilan keputusan. Penurunan kognitif, yang sering dianggap sebagai bagian dari penuaan normal, sebenarnya dapat diperlambat atau bahkan dicegah dengan pola hidup yang sehat.
Gaya Hidup Tidak Sehat dan Dampaknya pada Otak
Dr. Siti Arini, seorang ahli neurologi dari Universitas Indonesia, mengungkapkan bahwa gaya hidup tidak sehat, seperti kebiasaan makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, dan stres berkepanjangan, dapat merusak fungsi otak. “Fungsi otak sangat dipengaruhi oleh pola makan yang kita konsumsi sehari-hari. Diet tinggi lemak jenuh, gula, dan makanan olahan dapat mengganggu keseimbangan kimia di otak, yang pada akhirnya mempengaruhi daya ingat dan kemampuan kognitif,” jelas Dr. Arini.
Salah satu kebiasaan yang paling merusak adalah konsumsi makanan cepat saji yang tinggi kalori namun rendah gizi. Makanan seperti ini dapat meningkatkan kadar gula darah secara drastis, menyebabkan peningkatan inflamasi dalam tubuh, dan berisiko meningkatkan terjadinya gangguan kognitif seperti demensia.
Kurangnya Aktivitas Fisik: Risiko Serius untuk Otak
Selain pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik juga menjadi faktor risiko utama dalam penurunan fungsi otak. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang jarang berolahraga memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit Alzheimer dan demensia dibandingkan mereka yang rutin melakukan aktivitas fisik.
“Olahraga meningkatkan aliran darah ke otak, yang penting untuk kesehatan neuron dan memori. Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan otak kurang mendapatkan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga fungsi kognitif yang optimal,” kata Dr. Arini.
Aktivitas fisik juga dikenal dapat mengurangi stres dan meningkatkan kualitas tidur, dua faktor lain yang juga mempengaruhi kinerja otak.
Stres Berkepanjangan: Musuh Utama Kesehatan Otak
Stres berkepanjangan dapat merusak struktur otak, terutama area yang berhubungan dengan memori dan pengambilan keputusan. Kortisol, hormon yang diproduksi tubuh saat stres, dalam jumlah berlebih dapat merusak neuron di otak, khususnya di hippocampus, bagian otak yang penting untuk pembelajaran dan ingatan.
“Penyakit seperti gangguan kecemasan dan depresi yang terjadi karena stres kronis dapat mempengaruhi kemampuan otak dalam berfungsi dengan baik. Stres juga menghambat neuroplastisitas, kemampuan otak untuk membentuk dan memperbaiki hubungan antar neuron,” ungkap Dr. Arini.
Dampak Kebiasaan Buruk Lainnya
Kebiasaan negatif lainnya yang dapat mempengaruhi fungsi otak adalah kurang tidur, konsumsi alkohol berlebihan, dan merokok. Kurang tidur mengganggu proses konsolidasi memori, sehingga kemampuan untuk menyimpan dan mengingat informasi menjadi lebih sulit. Sementara itu, alkohol dan merokok menyebabkan penurunan aliran darah ke otak, mempercepat kerusakan sel otak dan meningkatkan risiko gangguan kognitif.
Langkah Preventif untuk Menjaga Kesehatan Otak
Pakar kesehatan mengingatkan pentingnya menjalani gaya hidup sehat untuk menjaga fungsi otak. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk melindungi otak dari penurunan kognitif antara lain:
- Menerapkan pola makan sehat: Konsumsi makanan bergizi tinggi seperti sayur, buah, ikan, dan kacang-kacangan yang kaya akan antioksidan dan asam lemak omega-3.
- Rutin berolahraga: Aktivitas fisik yang cukup, seperti berjalan kaki, berlari, atau berenang, dapat meningkatkan kesehatan otak dan memperlambat penurunan kognitif.
- Manajemen stres: Mengelola stres melalui teknik relaksasi, meditasi, dan yoga dapat membantu menjaga kesehatan otak.
- Tidur yang cukup: Tidur yang berkualitas penting untuk otak agar dapat melakukan proses restorasi dan memperkuat memori.
- Hindari kebiasaan merusak: Mengurangi konsumsi alkohol dan berhenti merokok dapat membantu mencegah kerusakan pada otak.
Kesimpulan: Menjaga Otak Sejak Dini
Menurut Dr. Arini, menjaga kesehatan otak sejak dini adalah langkah terbaik untuk mencegah penurunan kognitif di usia tua. Kebiasaan buruk yang tidak ditangani sejak awal dapat berujung pada masalah yang lebih serius di masa depan. Oleh karena itu, penting untuk mulai menerapkan gaya hidup sehat dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan otak agar kualitas hidup tetap terjaga.
“Dengan gaya hidup yang sehat, kita tidak hanya menjaga tubuh, tetapi juga otak kita untuk tetap berfungsi optimal sepanjang hidup,” kata Dr. Arini mengakhiri wawancaranya.
Data Kesehatan Terkait
Menurut data dari World Health Organization (WHO), penyakit Alzheimer dan demensia menjadi penyebab utama penurunan kognitif di seluruh dunia, dengan lebih dari 50 juta orang yang terdampak. Diperkirakan angka ini akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya usia populasi dunia. Di Indonesia, data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa sekitar 1,5 juta orang mengalami gangguan kognitif pada tahun 2023, angka yang diperkirakan akan terus bertambah.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang gaya hidup yang mempengaruhi otak, masyarakat diharapkan lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik untuk menghindari penurunan kognitif yang tidak diinginkan.