• Beranda
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Redaksi
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis
edupolitik
Advertisement
  • Beranda
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Redaksi
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis
No Result
View All Result
  • Beranda
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Redaksi
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis
No Result
View All Result
edupolitik
No Result
View All Result
Home Berita

Pemilu Serentak: Ketika Demokrasi Lelah, Tapi Tetap Diminta Lari Maraton

edu-politik by edu-politik
July 17, 2025
in Berita, Nasional
0
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Pemilu Serentak: Ketika Demokrasi Lelah, Tapi Tetap Diminta Lari Maraton

Oleh: Redaksi Edu-Politik

Jakarta – Sejak Republik ini mengenal konsep “serentak”, hidup penyelenggara pemilu menjadi tidak lagi tenang. 2019 adalah pemanasan, 2024 adalah uji nyali. Kalau sebelumnya pemilu itu seperti lomba lari estafet—Presiden dulu, lalu legislatif, kemudian pilkada—kini semua digabung dalam satu sirkus politik yang disebut “serentak”. Sosiolog menyebutnya sebagai bentuk “ritual demokrasi massal yang nyaris menyerupai kerja rodi”.

Tak heran, dari TPS ke TPS kita tidak hanya melihat kertas suara, tapi juga wajah-wajah petugas yang mulai mempertanyakan makna hidup. Di beberapa tempat, saksi partai bahkan sempat mengira mereka sedang ikut tes CPNS karena harus menandatangani begitu banyak formulir.

“Demokrasi yang lelah,” ujar Dr. Fulan, ahli sosiologi politik dari Universitas yang namanya panjang. Menurutnya, dalam Pemilu Serentak, beban administratif, psikologis, dan sosial dialami oleh semua lapisan: petugas, peserta, bahkan pemilih.
“Di 2024, kita tak hanya memilih pemimpin, tapi juga menguji batas kewarasan bangsa,” imbuhnya.

Serentak: Ide Mulia, Eksekusi Nan Lelah

Pemilu Serentak adalah seperti janji kampanye: terlihat rapi dalam brosur, kacau dalam pelaksanaan. Dengan niat efisiensi dan penghematan anggaran, semua agenda elektoral dijejalkan dalam satu siklus. Yang terjadi justru kebingungan massal. Tak hanya pemilih yang bingung, petugas KPPS juga, bahkan sistem teknologi informasi pemilu kadang memilih hang sebagai bentuk protes diam.

Ruang Lingkup Kajian Sosiologi

Jika menggunakan kacamata sosiologi, Pemilu Serentak ini merupakan social system overload. Sosiolog Syarifuddin Jurdi dari UIN Makassar menyebutnya sebagai “penumpukan kerja politik” yang berujung pada beban struktural. Dalam sosiologi politik, hal ini menunjukkan bagaimana sistem politik gagal menyesuaikan ritme kerja institusinya dengan daya dukung masyarakat.

Sementara dalam sosiologi organisasi, kita melihat efeknya berupa burnout struktural di tingkat KPPS. Dalam sosiologi hukum, kerumitan regulasi pemilu menciptakan “kebingungan legal” yang bisa memperburuk legitimasi hasil.

Demokrasi ala Maraton Tanpa Air Mineral

Tahun 2024 jadi saksi bahwa demokrasi di Indonesia bukan cuma soal partisipasi, tapi juga soal stamina. Di banyak tempat, petugas KPPS hanya dibekali kotak suara, surat suara, dan… doa.

“Saya sudah nggak peduli siapa yang menang, asal saya bisa pulang,” kata salah satu petugas KPPS yang wajahnya terlihat lebih lelah dari keyboard rekapitulasi.

Namun, seperti biasa, elite politik tetap optimis. Mereka menyebut proses ini sebagai “progres demokrasi”. Bagi mereka, semakin rumit prosesnya, semakin sah hasilnya. Bahkan kalau perlu, tahun 2029 nanti kita gabungkan Pemilu, Pilkada, Pilpres, Ujian Nasional, dan Tes CPNS jadi satu. Sekalian saja.

Pemilu Serentak memang niat baik. Tapi seperti semua niat baik, jika tidak dirancang dengan matang, ia bisa berakhir sebagai lelucon yang tidak lucu. Dan seperti biasa, rakyat tetap diminta tertawa.


 

Previous Post

Antara Rindangnya Pohon dan Tipisnya Toleransi: Saat Daun Jatuh pun Bisa Berujung Gugatan

Next Post

Demokrasi Harga Sembako: Saat Pemilih Jadi Konsumen Politik Murah Meriah

edu-politik

edu-politik

Next Post

Demokrasi Harga Sembako: Saat Pemilih Jadi Konsumen Politik Murah Meriah

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gebyar Jaranan Nganjuk 2025: Merayakan Budaya Lokal dalam Parade Hari Jadi ke-1088

Gebyar Jaranan Nganjuk 2025: Merayakan Budaya Lokal dalam Parade Hari Jadi ke-1088

May 4, 2025
Kepemimpinan Marhaen Djumadi: Merangkul Semua Elemen Masyarakat Nganjuk

Kepemimpinan Marhaen Djumadi: Merangkul Semua Elemen Masyarakat Nganjuk

February 20, 2025
Vinanda Prameswati dan KH Qowimmudin Thoha Resmi Ditetapkan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri 2024-2029

Vinanda Prameswati dan KH Qowimmudin Thoha Resmi Ditetapkan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri 2024-2029

January 10, 2025
SMK Muhammadiyah 1 Nganjuk Gelar Workshop P5: Wujudkan Pelajar Berkarakter Pancasila dan Siap Kerja

SMK Muhammadiyah 1 Nganjuk Gelar Workshop P5: Wujudkan Pelajar Berkarakter Pancasila dan Siap Kerja

February 5, 2025

Cara menghubungi pihak yang berwenang jika terjadi pungli di sekolah

4

Peran pemerintah daerah dalam memelihara kelestarian sumber air

4

Pendidikan Politik Indonesia yang Mencerahkan

0

Peran Pendidikan politik di Indonesia

0
Penjaga Republik: Saat Demokrasi Diuji, Siapa yang Berdiri di Garis Depan?

Penjaga Republik: Saat Demokrasi Diuji, Siapa yang Berdiri di Garis Depan?

August 21, 2025
Anggaran Makan Bergizi Rp 335 Triliun: Jangan-Jangan yang Bergizi Justru Kursi Pejabat?

Anggaran Makan Bergizi Rp 335 Triliun: Jangan-Jangan yang Bergizi Justru Kursi Pejabat?

August 20, 2025

KEHENDAK RAKYAT DI ATAS HUKUM: Pati Memanas di Tengah Teriakan “Turunkan Bupati!”

August 12, 2025
Awali Pekan dengan Semangat — Kapolres Kediri Dorong Kedisiplinan dan Profesionalisme Personel

Awali Pekan dengan Semangat — Kapolres Kediri Dorong Kedisiplinan dan Profesionalisme Personel

August 12, 2025

Popular Stories

  • Gebyar Jaranan Nganjuk 2025: Merayakan Budaya Lokal dalam Parade Hari Jadi ke-1088

    Gebyar Jaranan Nganjuk 2025: Merayakan Budaya Lokal dalam Parade Hari Jadi ke-1088

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kepemimpinan Marhaen Djumadi: Merangkul Semua Elemen Masyarakat Nganjuk

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vinanda Prameswati dan KH Qowimmudin Thoha Resmi Ditetapkan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri 2024-2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • SMK Muhammadiyah 1 Nganjuk Gelar Workshop P5: Wujudkan Pelajar Berkarakter Pancasila dan Siap Kerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mahal dan Tipis: Polemik Seragam di SMKN 1 Nganjuk, Antara Suara Wali Murid dan Tanggapan Sekolah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
edupolitik

Portal berita terpercaya dan akurat

Follow Us

Menus

  • Beranda
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Redaksi
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis

Recent News

Penjaga Republik: Saat Demokrasi Diuji, Siapa yang Berdiri di Garis Depan?

Penjaga Republik: Saat Demokrasi Diuji, Siapa yang Berdiri di Garis Depan?

August 21, 2025
Anggaran Makan Bergizi Rp 335 Triliun: Jangan-Jangan yang Bergizi Justru Kursi Pejabat?

Anggaran Makan Bergizi Rp 335 Triliun: Jangan-Jangan yang Bergizi Justru Kursi Pejabat?

August 20, 2025
  • Beranda
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis

© 2024 EduPolitik - Portal Berita Terpercaya

No Result
View All Result
  • Beranda
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Redaksi
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis

© 2024 EduPolitik - Portal Berita Terpercaya