• Beranda
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Redaksi
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis
edupolitik
Advertisement
  • Beranda
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Redaksi
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis
No Result
View All Result
  • Beranda
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Redaksi
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis
No Result
View All Result
edupolitik
No Result
View All Result
Home Berita

Militerisasi Pendidikan dan Krisis Paradigma Sekolah: Tinjauan Kritis terhadap Program Sekolah di Barak Militer dalam Perspektif Hukum dan Filsafat Pendidikan Indonesia

edu-politik by edu-politik
May 12, 2025
in Berita, Pendidikan
0
0
SHARES
8
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

 

Militerisasi Pendidikan dan Krisis Paradigma Sekolah: Tinjauan Kritis terhadap Program Sekolah di Barak Militer dalam Perspektif Hukum dan Filsafat Pendidikan Indonesia

Oleh : Salim

Abstrak:
Program pemindahan siswa ke barak militer atas nama pendisiplinan menimbulkan polemik tajam dalam dunia pendidikan Indonesia. Artikel ini mengkaji secara kritis dan sistematis gagasan tersebut dalam kerangka hukum pendidikan nasional dan prinsip pedagogi progresif. Dengan pendekatan kualitatif normatif, artikel ini menunjukkan bahwa praktik tersebut tidak hanya kontraproduktif terhadap tujuan pendidikan nasional sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), tetapi juga mengandung implikasi ideologis berupa militerisasi ruang sipil yang mengancam nilai-nilai demokratis dan humanis dalam pendidikan.


Pendahuluan

Fenomena siswa yang dianggap tidak disiplin memang memerlukan penanganan serius oleh institusi pendidikan. Namun, solusi yang ditawarkan seharusnya tetap berada dalam koridor pedagogis. Belakangan, usulan dan praktik pemindahan siswa ke barak militer sebagai bentuk “pendidikan” menuai kritik tajam, termasuk dari MAARIF Institute yang menyatakan bahwa langkah tersebut berpotensi merusak sistem pendidikan.

Apakah militerisasi sekolah adalah jawaban atas krisis kedisiplinan siswa, atau justru cerminan kegagalan sekolah dalam memaknai esensi pendidikan sebagai proses memanusiakan manusia?


Landasan Hukum Pendidikan Indonesia

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa:

  • Pasal 3: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
  • Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Jika pendidikan diselenggarakan di institusi militer, maka terdapat deviasi makna dan fungsi pendidikan. Militer bukan lembaga pedagogis; ia didesain untuk kepatuhan absolut dan logika hierarkis, bukan untuk mendidik melalui dialog, empati, dan nalar kritis.


Analisis Kritis: Disiplin atau Represi?

Pendidikan memiliki model pendisiplinan berbasis internalisasi nilai, bukan sekadar kepatuhan eksternal. Konsep disiplin dalam pendidikan mestinya mengacu pada self-regulation, bukan obedience by force. Paulo Freire, dalam Pedagogy of the Oppressed, mengkritik praktik pendidikan yang menindas sebagai bentuk dehumanisasi.

Barak militer sebagai tempat “pendidikan” menciptakan relasi kuasa yang asimetris, mereduksi siswa menjadi objek, bukan subjek yang merdeka belajar. Ini bertentangan dengan semangat Kurikulum Merdeka yang digagas Kemendikbudristek sendiri.


Militerisasi Ruang Sipil: Bahaya Laten Ideologis

Langkah memindahkan siswa ke barak militer adalah bentuk soft militarism—penanaman logika militer dalam praktik sipil. Hal ini berbahaya karena:

  • Menggeser otoritas pendidikan dari guru ke aparat militer.
  • Mewariskan budaya kekerasan simbolik.
  • Menghilangkan ruang dialog dan penyelesaian masalah berbasis pendekatan psikologis dan konseling.

Konstitusi UUD 1945 menjamin kebebasan berpikir dan pengembangan kepribadian warga negara melalui pendidikan yang berkeadaban. Program semacam ini mengancam prinsip tersebut.


Solusi Alternatif: Reformasi Internal Sekolah

Jika sekolah gagal membentuk disiplin, maka yang perlu dilakukan adalah:

  1. Peningkatan kualitas guru dan konselor sekolah.
  2. Penguatan budaya sekolah yang dialogis dan partisipatif.
  3. Pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Pancasila.
  4. Kolaborasi dengan psikolog dan ahli pendidikan untuk intervensi kasus siswa berisiko.

Kesimpulan

Program pendidikan siswa di barak militer bukanlah solusi atas krisis kedisiplinan, melainkan gejala dari lemahnya sistem pendidikan dalam menjalankan fungsi pedagogisnya. Solusi militeristik hanya akan memperparah dehumanisasi peserta didik dan bertentangan dengan amanat konstitusi dan Undang-Undang Sisdiknas. Perbaikan sistem harus dimulai dari dalam sekolah, bukan dengan outsourcing nilai-nilai pendidikan ke institusi non-pedagogis.


 

Previous Post

“Bangsa yang Takut Hukum, Bukan Tuhan”: Refleksi atas Krisis Moral dalam Sistem Bernegara

Next Post

DPR Dorong Gaji Guru Rp 25 Juta per Bulan: Mimpi Ideal atau Beban APBN?

edu-politik

edu-politik

Next Post

DPR Dorong Gaji Guru Rp 25 Juta per Bulan: Mimpi Ideal atau Beban APBN?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gebyar Jaranan Nganjuk 2025: Merayakan Budaya Lokal dalam Parade Hari Jadi ke-1088

Gebyar Jaranan Nganjuk 2025: Merayakan Budaya Lokal dalam Parade Hari Jadi ke-1088

May 4, 2025
Kepemimpinan Marhaen Djumadi: Merangkul Semua Elemen Masyarakat Nganjuk

Kepemimpinan Marhaen Djumadi: Merangkul Semua Elemen Masyarakat Nganjuk

February 20, 2025
Vinanda Prameswati dan KH Qowimmudin Thoha Resmi Ditetapkan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri 2024-2029

Vinanda Prameswati dan KH Qowimmudin Thoha Resmi Ditetapkan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri 2024-2029

January 10, 2025
SMK Muhammadiyah 1 Nganjuk Gelar Workshop P5: Wujudkan Pelajar Berkarakter Pancasila dan Siap Kerja

SMK Muhammadiyah 1 Nganjuk Gelar Workshop P5: Wujudkan Pelajar Berkarakter Pancasila dan Siap Kerja

February 5, 2025

Cara menghubungi pihak yang berwenang jika terjadi pungli di sekolah

4

Peran pemerintah daerah dalam memelihara kelestarian sumber air

4

Pendidikan Politik Indonesia yang Mencerahkan

0

Peran Pendidikan politik di Indonesia

0
Penjaga Republik: Saat Demokrasi Diuji, Siapa yang Berdiri di Garis Depan?

Penjaga Republik: Saat Demokrasi Diuji, Siapa yang Berdiri di Garis Depan?

August 21, 2025
Anggaran Makan Bergizi Rp 335 Triliun: Jangan-Jangan yang Bergizi Justru Kursi Pejabat?

Anggaran Makan Bergizi Rp 335 Triliun: Jangan-Jangan yang Bergizi Justru Kursi Pejabat?

August 20, 2025

KEHENDAK RAKYAT DI ATAS HUKUM: Pati Memanas di Tengah Teriakan “Turunkan Bupati!”

August 12, 2025
Awali Pekan dengan Semangat — Kapolres Kediri Dorong Kedisiplinan dan Profesionalisme Personel

Awali Pekan dengan Semangat — Kapolres Kediri Dorong Kedisiplinan dan Profesionalisme Personel

August 12, 2025

Popular Stories

  • Gebyar Jaranan Nganjuk 2025: Merayakan Budaya Lokal dalam Parade Hari Jadi ke-1088

    Gebyar Jaranan Nganjuk 2025: Merayakan Budaya Lokal dalam Parade Hari Jadi ke-1088

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kepemimpinan Marhaen Djumadi: Merangkul Semua Elemen Masyarakat Nganjuk

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vinanda Prameswati dan KH Qowimmudin Thoha Resmi Ditetapkan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri 2024-2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • SMK Muhammadiyah 1 Nganjuk Gelar Workshop P5: Wujudkan Pelajar Berkarakter Pancasila dan Siap Kerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mahal dan Tipis: Polemik Seragam di SMKN 1 Nganjuk, Antara Suara Wali Murid dan Tanggapan Sekolah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
edupolitik

Portal berita terpercaya dan akurat

Follow Us

Menus

  • Beranda
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Redaksi
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis

Recent News

Penjaga Republik: Saat Demokrasi Diuji, Siapa yang Berdiri di Garis Depan?

Penjaga Republik: Saat Demokrasi Diuji, Siapa yang Berdiri di Garis Depan?

August 21, 2025
Anggaran Makan Bergizi Rp 335 Triliun: Jangan-Jangan yang Bergizi Justru Kursi Pejabat?

Anggaran Makan Bergizi Rp 335 Triliun: Jangan-Jangan yang Bergizi Justru Kursi Pejabat?

August 20, 2025
  • Beranda
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis

© 2024 EduPolitik - Portal Berita Terpercaya

No Result
View All Result
  • Beranda
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Redaksi
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis

© 2024 EduPolitik - Portal Berita Terpercaya