• Beranda
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Redaksi
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis
edupolitik
Advertisement
  • Beranda
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Redaksi
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis
No Result
View All Result
  • Beranda
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Redaksi
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis
No Result
View All Result
edupolitik
No Result
View All Result
Home Berita

“Bangsa yang Takut Hukum, Bukan Tuhan”: Refleksi atas Krisis Moral dalam Sistem Bernegara

edu-politik by edu-politik
May 12, 2025
in Berita, Pendidikan
0
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

“Bangsa yang Takut Hukum, Bukan Tuhan”: Refleksi atas Krisis Moral dalam Sistem Bernegara

Oleh: Tim Redaksi

Pernyataan Salim Said tentang ketakutan kepada Tuhan sebagai syarat kemajuan bangsa menantang kita untuk meninjau ulang relasi antara agama, moralitas, dan supremasi hukum di Indonesia.

Jakarta, edu-politik.com —
“Negeri ini tidak maju karena Tuhan tidak ditakuti,” ujar Prof. Salim Said, pengamat politik dan militer kawakan, dalam sebuah wawancara yang kini kembali relevan di tengah meningkatnya kasus korupsi, pelanggaran etika publik, dan penegakan hukum yang lemah.

Ucapan tersebut bukanlah seruan keagamaan semata. Lebih dari itu, ia merupakan kritik moral terhadap sistem hukum dan struktur etika publik Indonesia—sebuah negeri dengan mayoritas religius, namun minim rasa takut terhadap pelanggaran hukum.

Takut Tuhan, Takut Hukum: Dua Pilar Bernegara

Dalam sistem demokrasi konstitusional, hukum berfungsi sebagai lex suprema—aturan tertinggi dalam kehidupan bernegara. Namun, hukum yang tak disertai moralitas akan kehilangan ruhnya. Sebaliknya, moralitas tanpa sistem hukum yang tegas hanya akan menjadi nasihat kosong.

Salim Said menyentil realitas ini: bahwa banyak pejabat dan warga Indonesia mengaku bertakwa, namun tetap melanggar hukum. Hal ini menunjukkan gap antara religiositas simbolik dan moralitas substantif.

Logika Hukum dan Moral dalam Konstitusi

UUD 1945 telah menempatkan hukum sebagai pilar utama dalam membentuk masyarakat adil dan beradab:

Pasal 1 ayat (3): Negara Indonesia adalah negara hukum.

Pasal 27 ayat (1): Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

Namun, realitas di lapangan menunjukkan “ketakutan kepada hukum” masih selektif. Penegakan hukum tumpul ke atas, tajam ke bawah. Maka, ketakutan kepada Tuhan dalam konteks Salim Said harus dibaca sebagai kesadaran moral untuk tidak menyalahgunakan kekuasaan—bahkan saat hukum bisa dimanipulasi.

Antara Simbol Religius dan Etika Sosial

Ironisnya, di negeri dengan ribuan tempat ibadah dan ritual keagamaan yang rutin, justru pelanggaran hukum merajalela. Ini bukan soal agama tidak diajarkan, tapi bagaimana nilai-nilai agama tidak membumi dalam praktik sosial dan politik.

Pakar hukum tata negara, Prof. Jimly Asshiddiqie, pernah menyatakan bahwa negara hukum membutuhkan etika konstitusional yang lahir dari integritas individu, bukan sekadar prosedur formal.

—

Perlukah Bangsa Ini Takut Tuhan untuk Maju?

Dalam konteks Indonesia, “takut Tuhan” yang dimaksud Salim Said lebih dekat pada integritas moral yang otentik—bukan sekadar rasa takut metafisik, tetapi kesadaran bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi etis, sosial, dan hukum.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang takut akan dosa sosial: merugikan orang lain, menyalahgunakan amanah, dan melanggar keadilan. Maka, sistem hukum perlu dikawal oleh budaya malu, rasa bersalah, dan tanggung jawab moral.

Ucapan Salim Said bukanlah seruan doktriner, tapi sebuah kritik epistemik. Ia mengajak bangsa ini untuk menjadikan takut kepada Tuhan sebagai metafora terhadap krisis kedisiplinan hukum dan moral publik. Karena pada akhirnya, negara hukum tak akan berjalan tanpa warga negara yang bermoral, dan moralitas publik tak akan hidup tanpa rasa tanggung jawab yang transenden.

Previous Post

RSUD Nganjuk dalam Dinamika Layanan Kesehatan: Harapan, Tantangan, dan Tekad Mengakar dari Sistem BLUD

Next Post

Militerisasi Pendidikan dan Krisis Paradigma Sekolah: Tinjauan Kritis terhadap Program Sekolah di Barak Militer dalam Perspektif Hukum dan Filsafat Pendidikan Indonesia

edu-politik

edu-politik

Next Post

Militerisasi Pendidikan dan Krisis Paradigma Sekolah: Tinjauan Kritis terhadap Program Sekolah di Barak Militer dalam Perspektif Hukum dan Filsafat Pendidikan Indonesia

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gebyar Jaranan Nganjuk 2025: Merayakan Budaya Lokal dalam Parade Hari Jadi ke-1088

Gebyar Jaranan Nganjuk 2025: Merayakan Budaya Lokal dalam Parade Hari Jadi ke-1088

May 4, 2025
Kepemimpinan Marhaen Djumadi: Merangkul Semua Elemen Masyarakat Nganjuk

Kepemimpinan Marhaen Djumadi: Merangkul Semua Elemen Masyarakat Nganjuk

February 20, 2025
Vinanda Prameswati dan KH Qowimmudin Thoha Resmi Ditetapkan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri 2024-2029

Vinanda Prameswati dan KH Qowimmudin Thoha Resmi Ditetapkan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri 2024-2029

January 10, 2025
SMK Muhammadiyah 1 Nganjuk Gelar Workshop P5: Wujudkan Pelajar Berkarakter Pancasila dan Siap Kerja

SMK Muhammadiyah 1 Nganjuk Gelar Workshop P5: Wujudkan Pelajar Berkarakter Pancasila dan Siap Kerja

February 5, 2025

Cara menghubungi pihak yang berwenang jika terjadi pungli di sekolah

4

Peran pemerintah daerah dalam memelihara kelestarian sumber air

4

Pendidikan Politik Indonesia yang Mencerahkan

0

Peran Pendidikan politik di Indonesia

0
Penjaga Republik: Saat Demokrasi Diuji, Siapa yang Berdiri di Garis Depan?

Penjaga Republik: Saat Demokrasi Diuji, Siapa yang Berdiri di Garis Depan?

August 21, 2025
Anggaran Makan Bergizi Rp 335 Triliun: Jangan-Jangan yang Bergizi Justru Kursi Pejabat?

Anggaran Makan Bergizi Rp 335 Triliun: Jangan-Jangan yang Bergizi Justru Kursi Pejabat?

August 20, 2025

KEHENDAK RAKYAT DI ATAS HUKUM: Pati Memanas di Tengah Teriakan “Turunkan Bupati!”

August 12, 2025
Awali Pekan dengan Semangat — Kapolres Kediri Dorong Kedisiplinan dan Profesionalisme Personel

Awali Pekan dengan Semangat — Kapolres Kediri Dorong Kedisiplinan dan Profesionalisme Personel

August 12, 2025

Popular Stories

  • Gebyar Jaranan Nganjuk 2025: Merayakan Budaya Lokal dalam Parade Hari Jadi ke-1088

    Gebyar Jaranan Nganjuk 2025: Merayakan Budaya Lokal dalam Parade Hari Jadi ke-1088

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kepemimpinan Marhaen Djumadi: Merangkul Semua Elemen Masyarakat Nganjuk

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vinanda Prameswati dan KH Qowimmudin Thoha Resmi Ditetapkan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri 2024-2029

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • SMK Muhammadiyah 1 Nganjuk Gelar Workshop P5: Wujudkan Pelajar Berkarakter Pancasila dan Siap Kerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mahal dan Tipis: Polemik Seragam di SMKN 1 Nganjuk, Antara Suara Wali Murid dan Tanggapan Sekolah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
edupolitik

Portal berita terpercaya dan akurat

Follow Us

Menus

  • Beranda
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Redaksi
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis

Recent News

Penjaga Republik: Saat Demokrasi Diuji, Siapa yang Berdiri di Garis Depan?

Penjaga Republik: Saat Demokrasi Diuji, Siapa yang Berdiri di Garis Depan?

August 21, 2025
Anggaran Makan Bergizi Rp 335 Triliun: Jangan-Jangan yang Bergizi Justru Kursi Pejabat?

Anggaran Makan Bergizi Rp 335 Triliun: Jangan-Jangan yang Bergizi Justru Kursi Pejabat?

August 20, 2025
  • Beranda
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis

© 2024 EduPolitik - Portal Berita Terpercaya

No Result
View All Result
  • Beranda
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Redaksi
  • Berita
  • Desa
  • Kabupaten/kota
  • Provinsi
  • Nasional
  • Partai
  • Pendidikan
  • Karir
  • PEMILU/PILKADA
  • DATA
  • Konsultasi Hukum Gratis

© 2024 EduPolitik - Portal Berita Terpercaya